Jumat, 12 April 2013

Perkembangan Jumlah Propinsi Di Indonesia

Seiring berjalannya waktu, sebagai sebuah negara Indonesia terus berkembang. Demikian juga jumlah provinsi di negara kita. Yuk kita pelajari perkembangan jumlah provinsi di Indonesia, sejak negara kita berdiri hingga sekarang!

A. Jumlah provinsi pada masa awal kemerdekaan ( Tahun 1945 - 1949).
Dua hari setelah proklamasi kemerdekaan, PPKI mengadakan sidang yang ke-2. Dalam sidang tersebut, PPKI menetapkan dua hal penting, yakni :

1. Untuk sementara waktu Negara Indonesia dibagi menjadi 8 Provinsi
2. Pemerintah Indonesia dibagi menjadi 12 departemen (kementrian)

Kedelapan provinsi yang ditetapkan pada sidang PPKI tersebut terdiri atas :


1 Provinsi Sumatera Teuku dengan Gubernur Mohammad Hasaan
2 Provinsi Jawa Barat dengan Gubernur Sutardjo Kartohadikusumo
3 Provinsi Jawa Tengah dengan gubernur R. Panji Surono
4 Provinsi Jawa Timur dengan gubernur R.M. Suryo
5 Provinsi Sunda Kecil (Nusa Tenggara) dengan Gubernur Mr. I. Gusti Ketut Puja
6 Provinsi Maluku dengan Gubernur Mr. J. Latuharhary
7 Provinsi Sulawesi dengan Gubernur R. G.S.S.J. Ratulangi
8 Provinsi Kalimantan dengan gubernur Ir. Pangeran Mohammad Noor



Supaya kamu lebih memahami tentang pembagian wilayahnya, coba kamu perhatikan peta berikut ini !

sumber : http://jamarisonline.blogspot.com


B. Jumlah Provinsi pada Era Republik Indonesia Serikat (1949-1950)
Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949, Belanda mengakui Indonesia dalam bentuk serikat, dimana terdiri dari 15 negara bagian plus 1 Republik Indonesia. Beberapa bulan kemudian, sejumlah negara-negara bagian menggabungkan diri ke negara bagian Republik Indonesia.

Era Demokrasi Terpimpin dan Orde Lama (1959-1966)
Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Berikut adalah perkembangan pemekaran wilayah Indonesia pada kurun waktu 1950-1966:

Keenam belas negara bagian itu antara lain: Republik Indonesia, Negara Sumatera Timur, Riau, Negara Sumatera Selatan, Bangka, Belitung, Negara Pasundan, Jawa Tengah, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Daerah Istimewa Borneo Barat, Dayak Besar, Federasi Borneo Timur, Daerah Banjar, Borneo Tenggara, dan Negara Indonesia Timur.



Tahun 1950, Provinsi Sumatra dipecah menjadi Provinsi Sumatera Utara (termasuk di dalamnya Aceh), Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sementara, Yogyakarta mendapat status provinsi "Daerah Istimewa".
Tahun 1956, Provinsi Kalimantan dipecah menjadi provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Tahun 1957, Provinsi Sumatera Tengah dipecah menjadi Provinsi Jambi, Riau, dan Sumatera Barat. Sementara Jakarta mendapat status provinsi "Daerah Khusus Ibukota". Pada tahun yang sama pula, Aceh kembali dibentuk provinsi terpisah dari Provinsi Sumatera Utara (pada tahun 1959 Provinsi Aceh mendapat status provinsi "Daerah Istimewa").
Tahun 1959, Provinsi Sunda Kecil dipecah menjadi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun yang sama, dibentuk provinsi Kalimantan Tengah (dari Kalimantan Selatan).
Tahun 1960, Provinsi Sulawesi dipecah menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
Tahun 1963, PBB menyerahkan Irian Barat ke Indonesia
Tahun 1964, dibentuk Provinsi Lampung (pemekaran dari Sumatera Selatan). Pada tahun yang sama, dibentuk pula Provinsi Sulawesi Tengah (pemekaran dari Sulawesi Utara) dan Provinsi Sulawesi Tenggara (pemekaran dari Sulawesi Selatan).
[sunting]Era Orde Baru (1966-1998)
Tahun 1967 Provinsi Bengkulu dimekarkan dari Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 1969 Irian Barat secara resmi menjadi provinsi ke-26 Indonesia
Pada Tahun 1969-1975, Indonesia memiliki 26 provinsi, dimana 2 diantaranya berstatus Daerah Istimewa (Aceh dan Yogyakarta), dan 1 berstatus Daerah Khusus Ibukota (Jakarta).
Tahun 1976, Timor Timur menjadi bagian dari Indonesia dan sebagai provinsi ke-27.

[sunting]Era 1999-sekarang
Pada tahun 1999, Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia dan berada di bawah PBB hingga merdeka penuh pada tahun 2002, dan Indonesia kembali memiliki 26 provinsi. Sementara itu, pada era reformasi terdapat tuntutan pemekaran sejumlah provinsi di Indonesia. Pemekaran provinsi di Indonesia sejak tahun 1999 adalah sebagai berikut:
Maluku Utara dengan ibukota Sofifi-Ternate, dimekarkan dari Provinsi Maluku, menjadi provinsi Indonesia ke-27 pada tanggal 4 Oktober 1999
Banten dengan ibukota Serang, dimekarkan dari Provinsi Jawa Barat, menjadi provinsi Indonesia ke-28 pada tanggal 17 Oktober 2000
Kepulauan Bangka Belitung dengan ibukota Pangkal Pinang, menjadi provinsi Indonesia ke-29 pada tanggal 4 Desember 2000





Kamis, 21 Maret 2013

Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia



A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan
Dalam proses belajar mengajar, kita mengenal istilah pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran. Istilah-istilah tersebut sering digunakan dengan pengertian yang
sama; artinya, orang menggunakan istilah pendekatan dengan pengertian yang sama
dengan pengertian metode, dan sebaliknya menggunakan istilah metode dengan
pengertian yang sama dengan pendekatan; demikian pula dengan istilah teknik dan
metode.
Sebenarnya, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda, walaupun
dalam penerapannya ketiga-tiganya saling berkaitan. Tentang hal ini, Ramelan (1982)
mengutip pendapat Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini mengacu pada
seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan sifat bahasa, serta
pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoretis untuk suatu metode. Asumsi
tentang bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi yang menganggap bahasa sebagai
kebiasaan; ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang
pada dasarnya dilisankan; dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat
kaidah, norma, dan aturan.
Asumsi-asumsi tersebut menimbulkan adanya pendekatan-pendekatan yang
berbeda, yakni:
(1) Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti berusaha
membiasakan dan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tekanannya pada
pembiasaan.
(2) Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti berusaha
untuk memperoleh kemampuan berkomunikasi secara lisan. Tekanan
pembelajarannya pada pemerolehan kemampuan berbicara.
(3) Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa dalam pembelajaran bahasa, yang harus
diutamakan ialah pemahaman akan kaidah-kaidah yang mendasari ujaran, tekanan
pembelajaran pada aspek kognitif bahasa, bukan pada kemampuan menggunakan
bahasa.
2. Berbagai Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa
Pendekatan yang telah lama diterapkan dalam pembelajaran bahasa antara lain
ialah pendekatan tujuan dan pendekatan struktural. Kemudian menyusul pendekatanpendekatan yang dipandang lebih sesuai dengan hakikat dan fungsi bahasa, yakni
pendekatan komunikatif.
a. Pendekatan Tujuan2
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan
belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang
hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan
metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang
diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi, proses belajar mengajar
ditentukan oleh tujuan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan itu sendiri.
Pada bagian terdahulu telah disebutkan bahwa kurikulum disusun berdasarkan
suatu pendekatan. Seperti kita ketahui, Kurikulum 1975 merupakan kurikulum yang
berorientasi pada pendekatan tujuan. Sejalan dengan hal itu maka bidang-bidang studi
pun orientasinya pada pendekatan tujuan; demikian pula bidang studi Bahasa Indonesia.
Oleh karena orientasinya pada tujuan, maka pembelajarannya pun penekanannya pada
tercapainya tujuan. Misalnya, untuk pokok bahasan menulis, tujuan pembelajaran yang
ditetapkan ialah "Siswa mampu membuat karangan/cerita berdasarkan pengalaman atau
informasi dari bacaan”. Dengan berdasar pada pendekatan tujuan, maka yang penting
ialah tercapainya tujuan, yakni siswa memiliki kemampuan mengarang. Adapun
mengenai bagaimana proses pembelajarannya, bagaimana metodenya, bagaimana teknik
pembelajarannya tidak merupakan masalah penting.
Demikian pula kalau yang diajarkan pokok bahasan struktur, dengan tujuan
"Siswa memiliki pemahaman mengenai bentuk-bentuk kata bahasa Indonesia". Tujuan
tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran morfologi bahasa Indonesia.
Penerapan pendekatan tujuan ini sering dikaitkan dengan "cara belajar tuntas".
Dengan "cara belajar tuntas", berarti suatu kegiatan belajar mengajar dianggap berhasil
apabila sedikitnya 85% dari jumlah siswa yang mengikuti pelajaran itu menguasai
minimal 75% dari bahan ajar yang diberikan oleh guru. Penentuan keberhasilan itu
didasarkan hasil tes sumatif; jika sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa dapat
mengerjakan atau dapat menjawab dengan benar minimal 75% dari soal yang diberikan
oleh guru maka pembelajaran dapat dianggap berhasil.
b. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran
bahasa, yang dilandasi oleh asumsi bahwa bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma,
dan aturan. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa
harus mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh sebab itu,
pembelajaran bahasa perlu dititikberatkan pada pengetahuan tentang struktur bahasa yang
tercakup dalam fonologi, morfologi, dan sintaksis dalam hal ini pengetahuan tentang
pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting. Jelas bahwa aspek
kognitif bahasa lebih diutamakan.
Di samping kelemahan, pendekatan ini juga memiliki kelebihan. Dengan
pedekatan struktural, siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena
mereka memahami kaidah-kaidahnya. Misalnya saja, mereka mungkin tidak akan
membuat kesalahan seperti di bawah ini.
"Bajunya anak itu baru".
"Di sekolahan kami mengadakan pertandingan sepak bola".
"Anak-anak itu lari-lari di halaman".
c. Pendekatan Komunikatif 3
Pada bagian terdahulu sudah dikemukakan bahwa pandangan tentang bahasa dan
pembelajaran bahasa selalu mengalami perubahan, sejalan dengan perkembangan pola
pikir masyarakat. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia, akhir-akhir
ini sedang digalakkan penerapan pendekatan komunikatif dan pendekatan terpadu.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa
kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus
dicapai dalam pembelajaran bahasa. Tampak bahwa bahasa tidak hanya dipandang
sebagai seperangkat kaidah tetapi lebih luas lagi, yakni sebagai sarana untuk
berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi
komunikatif. Menurut Littlewood (1981) pemikiran pendekatan komunikatif
didasarkan pada pemikiran bahwa:
(1) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang
bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak
terbatas pada tata bahasa dan kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikatif
bahasa.
(2) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam
pembelajaran bahasa. Hal itu menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan bahasa.
tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa
asing, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentukbentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam
situasi dan waktu yang tepat.
Sehubungan dengan pendapat itu, dia mengemukakan beberapa alternatif
teknik pembelajaran bahasa. Dalam kegiatan belajar mengajar, kepada siswa
diberikan latihan, antara lain seperti di bawah ini.
(1) Memberikan informasi secara terbatas
Contoh:
(a) Mengidentifikasi gambar
Dua orang siswa ditugasi mengadakan percakapan (bertanya jawab)
tentang benda-benda yang terdapat di dalam gambar yang disediakan
oleh guru. Pertanyaan dapat mengenai warna, jumlah, bentuk, dan
sebagainya.
(b) Menemukan/mencari pasangan yang cocok
Guru memberikan gambar kepada sekelompok siswa yang masingmasing mendapat sebuah gambar yang berbeda. Seorang siswa yang lain
(di luar kelompok) diberi duplikat salah satu gambar yang telah dibagikan.
Siswa ini harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada temantemannya yang membawa gambar, dengan tujuan untuk mengetahui
identifikasi atau ciri-ciri gambar yang mereka bawa. Dari hasil tanya jawab
itu siswa (pembawa duplikat) tersebut harus dapat menemukan siapa di
antara teman-temannya itu yang membawa gambar yang cocok dengan
duplikat yang dibawanya.
(c) Menemukan informasi yang ditiadakan
Guru memberikan informasi tetapi ada bagian-bagian yang sengaja ditiadakan.
Siswa ditugasi mencari atau menemukan bagian yang tidak ada itu. Kemudian
A mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada B, sehingga is (A) dapat
mengetahui gambar yang mana yang tidak ada pada gambar milik B.4
2) Memberikan informasi tanpa dibatasi bebas (tak terbatas)
Contoh:
(a) Mengomunikasikan contoh dan gambar
Siswa A membawa sebuah model bentuk-bentuk yang diatur/disusun ke
dalam (menjadi) sebuah contoh. Siswa B juga membawa bentuk-bentuk yang
sama. Mereka, A dan B, harus saling memberikan informasi sehingga B
dapat mengetahui contoh yang ada pada A dengan setepat-tepatnya.
(b) Menemukan perbedaan
Siswa A dan B masing-masing mempunyai sebuah gambar yang sama,
kecuali beberapa bagian. Para siswa harus mendiskusikan gambar
tersebut sehingga menemukan perbedaannya.
(c) Menyusun kembali bagian-bagian cerita
Sebuah gambar cerita (tanpa dialog) dipotong-potong. Setiap anggota
kelompok memegang satu bagian tanpa mengetahui bagian gambar yang
dipegang oleh yang lain; kelompok itu harus menentukan urutan aslinya,
dan menyusun kembali cerita itu.
(3) Mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah
Contoh:
Siswa mempunyai rencana akan mengunjungi sebuah kota yang menarik. B
mempunyai daftar/jadwal bus. Mereka harus merencanakan perjalanan yang akan
dilakukan yang memungkinkan mereka untuk mengunjungi beberapa tempat
(misalnya 5 tempat) dalam satu hari, dan menggunakan waktu sekurangkurangnya setengah jam untuk tiap tempat. Siswa harus memilih tempat yang
paling menarik bagi mereka.
(4) Menyusun informasi
Contoh:
Siswa diminta membayangkan bahwa mereka akan mengadakan "camping"
(berkemah) gunung selama tiga hari. Tiap anggota hanya boleh membawa barang
kira-kira seberat 11 kg. Kelompok-kelompok itu harus menentukan apa saja yang
akan mereka bawa, dengan melihat daftar barang yang patut dibawa, yang
diberikan oleh guru, dan mempersiapkan pembelaan apabila mereka ditentang
oleh kelompok lain.
Latihan-latihan tersebut merupakan latihan penggunaan bahasa dalam aktivitas
komunikasi yang bersifat fungsional di dalam kelas. Di samping itu, juga terdapat tipe
aktivitas komunikatif yang lain, yakni aktivitas interaksi sosial, interaksi di dalam
masyarakat atau dalam pergaulan. Dalam hal ini latihan yang diberikan kepada siswa
antara lain dapat berupa:
(1) Kelas sebagai konteks sosial
Contoh:
Percakapan atau diskusi.
(2) Simulasi dan bermain peran
Contoh:
(a) Siswa diminta membayangkan dirinya ada di dalam suatu situasi yang dapat
terjadi di luar kelas. Ini dapat saja berupa kejadian yang sederhana, misalnya, 5
bertemu seorang teman di jalan; tetapi dapat pula kejadian yang bersifat kompleks,
seperti negosiasi di dalam bisnis.
(b) Mereka (siswa) diminta memilih peran tertentu dalam suatu situasi. Dalam beberapa
kasus, mungkin mereka berlaku sebagai dirinya sendiri; tetapi dalam kasus-kasus
lain, mungkin mereka harus memperagakan sesuatu di dalam simulasi.
(c) Mereka diminta berbuat seperti kalau situasi itu benar-benar terjadi sesuai dengan
peran mereka masing-masing. Permainan peran ini tidak selalu dalam bentuk
akting tetapi dapat juga dalam bentuk debat atau improvisasi.
3. Metode
Metode pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup
pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta
kemungkinan pengadaan remedi dan bagaimana pengembangannya. Pemilihan,
penentuan, dan penyusunan bahan ajar secara sistematis dimaksudkan agar bahan ajar
tersebut mudah diserap dan dikuasai oleh siswa. Semuanya itu didasarkan pada
pendekatan yang dianut. Melihat hal itu, jelas bahwa suatu metode ditentukan
berdasarkan pendekatan yang dianut; dengan kata lain, pendekatan merupakan dasar
penentu metode yang digunakan.
Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar, penyusunan serta
kemungkinan pengadaan remedi dan pengembangan bahan ajar tersebut. Dalam hal ini,
setelah guru menetapkan tujuan yang hendak dicapai kemudian ia mulai memilih bahan
ajar yang sesuai dengan bahan ajar tersebut. Sesudah itu, guru menentukan hahan ajar
yang telah dipilih itu, yang sekiranya sesuai dengan tingkat usia, tingkat kemampuan,
kebutuhan serta latar belakang lingkungan siswa. Kemudian, bahan ajar tersebut disusun
menurut urutan tingkat kesukaran, yakni dari yang mudah berlanjut pada yang lebih
sukar. Di samping itu, guru merencanakan pula cara mengevaluasi, mengadakan remedi
serta mengembangkan bahan ajar tersebut.
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya
adalah:
a) metode tata bahasa/terjemahan
b) metode membaca
c) metode audiolingual
d) metode reseptif/produktif
e) metode langsung
f) metode komunikatif
g) metode integratif
h) metode tematik
i) metode kuantum
j) metode konstruktivistik
k) metode partisipatori
l) metode kontekstual6
4. Teknik
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah
disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan
oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses
belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan
teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan, kondisi
siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik
pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama
dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai
faktor tersebut.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat yang
dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh
hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan,
dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan
menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan
teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula.
Berikut ini adalah teknik-teknik yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
a. Teknik pembelajaran menyimak
(1) simak-ulang ucap
(2) simak-tulis (dikte)
(3) simak-kerjakan
(4) simak-terka
(5) memperluas kalimat
(6) menyelesaikan cerita
(7) membuat rangkuman
(8) menemukan benda
(9) bisik berantai
(10) melanjutkan cerita
(11) parafrase
(12) kata kunci
b. Teknik pembelajaran berbicara
(1) ulang-ucap
(2) lihat-ucapkan
(3) memerikan
(4) menjawab pertanyaan
(5) bertanya
(6) pertanyaan menggali
(7) melanjutkan
(8) menceritakan kembali
(9) percakapan
(10) parafrase
(11) reka cerita gambar
(12) bermain peran
(13) wawancara
(14) memperlihatkan dan bercerita7
c. Teknik pembelajaran membaca
(1) membaca survei
(2) membaca sekilas
(3) membaca dangkal
(4) membaca nyaring
(5) membaca dalam hati
(6) membaca kritis
(7) membaca teliti
(8) membaca pemahaman
d. Teknik pembelajaran menulis
(1) menyalin kalimat
(2) membuat kalimat
(3) meniru model
(4) menulis cerita dengan gambar berseri
(5) menulis catatan harian
(6) menulis berdasarkan foto
(7) meringkas
(8) parafrase
(9) melengkapi kalimat
(10) menyusun kalimat
(11) mengembangkan kata kunci
B. Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Model Pembelajaran Terpadu
Dalam pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dilandasi oleh
pemikiran bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu, tidak pernah
bahasa digunakan secara terpisah, aspek demi aspek.
Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menghubungkan aktivitas anak
berinteraksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupannya.
Di kelas-kelas yang lebih tinggi (4—6 sekolah dasar), pada jenjang SMP/MTs,
dan jenjang SMA/MA pembelajaran aspek-aspek keterampilan berbahasa diberikan
secara terpadu (integratif).
Misalnya:
a. Menyimak dan berbicara
Contoh:
Guru menceritakan sebuah peristiwa, siswa menyimak cerita tersebut. Setelah
selesai, siswa diberi waktu sejenak, kemudian guru meminta salah seorang siswa
menceritakan kembali isi cerita itu dengan bahasa (kalimat-kalimat) siswa sendiri
secara ringkas.
Contoh yang lain, guru telah mempersiapkan dua atau tiga orang siswa untuk
mengadakan dialog, dengan rambu-rambu yang diberikan oleh guru. Pada jam yang
telah ditentukan, siswa yang mendapat tugas melakukan dialog di depan kelas;
siswa yang lain menyimak. Setelah selesai, siswa diberi waktu untuk berpikir,
kernudian salah seorang atau dua tiga orang siswa diminta mengemukakan isi
atau kesimpulan dari dialog tersebut secara bergilir, atau dapat juga siswa diminta
memberikan pendapatnya, tanggapannya tentang isi dialog tersebut.8
Untuk siswa SMA, kemungkinan yang lain masih banyak. Dalam hal ini yang
diutamakan ialah kemampuan siswa memahami apa yang mereka simak itu dan
kemampuan mengemukakan pikirannya. Karena yang mendapat kesempatan
berbicara hanya beberapa siswa, yang lain diberi kesempatan untuk menyatakan
pendapatnya mengenai dialog yang dilakukan oleh teman-temannya yang mendapat
kesempatan di depan kelas. Dengan cara-cara tersebut guru memadukan menyimak
dan berbicara.
b. Menyimak dan Menulis
Guru membacakan atau memperdengarkan rekaman sebuah drama atau sebuah
cerpen. Siswa menyimak berapa kali drama/cerpen itu dibaca/diperdengarkan,
bergantung pada tingkat kesukaran drama/cerpen tersebut. Setelah selesai, siswa
diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang tidak mereka mengerti. Sesudah itu
mereka diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan guru tentang drama/cerpen itu,
atau siswa diminta menuliskan isi drama/cerpen secara ringkas dengan kalimat
mereka sendiri.
Dapat juga siswa diminta mendengarkan radio atau televisi pada acara tertentu,
dan diminta membuat laporan hasil simakannya secara tertulis. Dalam hal ini guru
harus jeli, memiliki acara-acara yang mernungkinkan dilaksanakannya tugas
tersebut oleh siswa. Dengan cara-cara di atas, guru memadukan pembelajaran
menyimak dan menulis. Cara yang lain masih cukup banyak.
c. Membaca dan Menyimak
Memadukan pembelajaran membaca dan menyimak tidak sukar.
Contoh:
Siswa diberi tugas membacakan suatu wacana. Dalam hal ini ketentuan-ketentuan
membaca untuk orang lain harus dipahami oleh siswa. Siswa yang lain menyimak.
Setelah itu, siswa diberikan waktu untuk berpikir, kemudian tugas selanjutnya,
mungkin siswa diminta untuk menceritakan isi yang disimak secara lisan atau
mungkin tertulis. Dalam hal ini, agar yang mendapat giliran membaca tidak
sedikit, naskah yang dibaca sebaiknya naskah-naskah yang pendek, seperti:
informasi singkat, pengumuman, perintah, dan sebagainya. Dengan cara-cara
tersebut, guru memadukan membaca dan menyimak.
d. Membaca dan Menulis
Contoh:
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca cerita atau tulisan-tulisan
yang lain di luar kelas, dan meminta kepada mereka untuk menuliskan ringkasan
hasil bacaan masing-masing. Setelah mereka menuliskan ringkasan tersebut,
guru dapat meminta kepada siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka,
atau dapat juga sebelum mereka mengumpulkan, beberapa siswa diberi giliran
untuk membacakan atau mengemukakan hasil pekerjaan masing-masing.
Dengan cara-cara itu terjadi pemaduan antara membaca, menulis, dan bercerita.
e. Menulis dan Bercerita
Contoh:9
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karangan di luar kelas.
Pada jam yang telah ditentukan, siswa menceritakan isi karangannya, sebelum
karangan itu dikumpulkan.
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing beranggotakan
tiga atau empat orang. Tiap kelompok diberi tugas merencanakan dan
menuliskan sebuah adegan yang diperankan. Pada jam yang telah disepakati
bersama, sebelum naskah diserahkan kepada guru, tiap kelompok diminta
memperagakan apa yang telah mereka rencanakan dan mereka tulis. Cara lain
masih banyak.
Pembelajaran kosakata selalu dipadukan dengan keterampilan berbahasa.
Untuk mengajarkan makna kata (kata-kata baru), digunakan sebuah wacana yang
memuat kata-kata yang akan diajarkan. Siswa diminta membaca wacana itu di dalam
hati, kemudian diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan- pertanyaan.
Setelah itu kata-kata yang disiapkan untuk diajarkan dibicarakan atau
didiskusikan maknanya, sinonimnya (kalau ada), dan sebagainya. Kemudian siswa
diminta menggunakan kata-kata tersebut dalam kalimat secara tertulis. Dapat juga
guru menggunakan kata-kata baru di dalam wacana untuk dikte.
Pembelajaran struktur juga dipadukan dengan semua keterampilan. Dengan
cara-cara seperti contoh di atas, dapat dilakukan pemaduan antara pembelajaran
struktur dengan membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Cara yang lain dapat
juga dengan teknik klos.
Pemaduan bahasa dengan bidang studi yang lain seperti IPA, IPS, dapat
dilakukan dengan jalan menggunakan naskah atau tulisan tentang bidang studi yang
dimaksud sebagai bahan bacaan. Atau dapat juga siswa ditugasi mengarang tentang
sesuatu yang berkaitan dengan bidang studi dimaksud.
Kaitan pembelajaran bahasa dengan bidang studi yang lain dapat dilakukan
dalam hal: kosakata, struktur, menulis, membaca, berbicara, dan menyimak. Dengan
kata lain, semua aspek bahasa dapat dipadukan dengan bidang studi yang lain.
Itulah beberapa contoh pemaduan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
(1) Pembelajaran kosakata dan struktur harus selalu di dalam konteks. Artinya, kata-kata
atau struktur yang diajarkan tidak lepas dari konteks kalimat atau wacana.
(2) Setiap aspek dalam bahasa diajarkan dengan memperhatikan tema yang telah
digariskan dalam silabus. Dengan mengacu pada tema, sebenarnya telah terjadi
pemaduan dengan bidang studi yang lain atau terjadi lintas bidang studi.
(3) Setiap kali pembelajaran selalu diawali dengan pengarahan yang jelas.
(4) Pembelajaran yang direncanakan dengan baik akan memberikan hasil yang lebih
baik.
2. Model Pembelajaran Tematik
a. Pengertian
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek
kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik hanya diajarkan pada 10
siswa sekolah dasar kelas rendah (1—3), karena pada umumnya mereka melihat segala
sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah
dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.
b. Strategi Pembelajaran Tematik
Strategi pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman belajar siswa,
misalnya, sebagai berikut.
1) Bersahabat, menyenangkan, tetapi tetap bermakna bagi siswa.
2) Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan, siswa tidak harus
di-drill, tetapi ia belajar melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah dipahami. Bentuk pembelajaran ini dikenal dengan
pembelajaran terpadu dan pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan siswa.
c. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental siswa sekolah dasar, pembelajaran
pada tahap ini harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1) Berpusat pada siswa.
2) Memberikan pengalaman langsung pada siswa.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
5) Bersifat fleksibel.
6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
d. Keunggulan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki kekuatan/keunggulan, di antaranya sebagai berikut.
1) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa.
2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
4) Mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan permasalahan yang dihadapi.
5) Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan
tanggap terhadap gagasan orang lain.
e. Peran Tema
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
2) Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
mata pelajaran dalam tema yang sama.
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4) Kompetensi berbahasa dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata
pelajaran lain dan pengalaman pribadi siswa.
5) Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam
konteks tema yang jelas.
6) Siswa lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi
yang nyata, misalnya, bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat, dan 11
sebagainya untuk mengembangkan keterampilan berbahasa, sekaligus untuk
mempelajari mata pelajaran lain.
7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu
dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan. Waktu
selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
f. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembelajaran Tematik
1) Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih bermakna dan utuh.
2) Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu dipertimbangkan antara lain alokasi
waktu setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di
lingkungan.
3) Pilih tema yang terdekat dengan anak.
4) Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema.
g. Langkah-langkah Menyusun Pembelajaran Tematik
1) Pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata
pelajaran.
2) Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk
setiap kelas dan semester.
Pilihan Tema: Diri Sendiri, Keluarga, Lingkungan, Tempat Umum, Pengalaman,
Budi Pekerti, Kegemaran, Tumbuhan, Hiburan, Binatang, Transportasi, Kesehatan,
K3, Makanan, Pendidikan, Pekerjaan, Peristiwa, Pariwisata, Kejadian Sehari-hari,
Pertanian, Negara, Komunikasi, dsb.
3) Buatlah “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”. Dalam langkah ini
penyusun memperkirakan dan menentukan kompetensi-kompetensi dasar pada
sebuah mata pelajaran yang cocok dikembangkan dengan sebuah tema. Langkah ini
dilakukan untuk semua mata pelajaran.
3. Model Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM/Joyfull Learning)
a. PAKEM adalah strategi pembelajaran yang menciptakan variasi kondisi eksternal dan
internal dengan melibatkan siswa secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
sehingga pembelajaran bermakna.
b. Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas
sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan
pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan
peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti
menganalisis dan menyintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai
peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam kehidupan seharihari. Pembelajaran 12
aktif memiliki persamaan dengan model pembelajaran self discovery learning,
yakni pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik untuk menemukan
kesimpulan sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai nilai baru yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam model pembelajaran aktif, guru lebih memposisikan dirinya sebagai
fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of
learning) kepada peserta didik. Peserta didik terlibat secara aktif dan banyak
berperan dalam proses pembelajaran sedangkan guru lebih banyak
memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya
proses pembelajaran.
c. Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru
untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama
pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi
yang bervariasi, misalnya, kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan
masalah. Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk mampu merangsang
kreativitas peserta didik, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir
maupun dalam melakukan suatu tindakkan. Berpikir kreatif selalu dimulai
dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu. Berpikir kreatif harus
dikembangkan dalam proses pembelajaran, agar peserta didik terbiasa untuk
mengembangkan kreativitasnya.
Pada umumnya berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut.
Tahap pertama; persiapan, yaitu proses pengumpulan berbagai informasi
untuk diuji. Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan
hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut
rasional. Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan
bahwa hipotesis tersebut benar, tepat, dan rasional. Tahap keempat; verifikasi, yaitu
pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah rekomendari, konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan
sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dan mewujudkannya
dalam bentuk sebuah hasil karya baru.
d. Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman
baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke
tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan
melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran. Seluruh peserta didik harus dilibatkan secara penuh agar
bergairah dalam pembelajaran sehingga suasana pembelajaran betul-betul
kondusif, dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif karena
mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.
Peserta didik harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh
guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam
pelaksanaannya, hal ini memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi, dan
perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi
standar.
Pembelajaran efektif perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan13
belajar yang memadai. Maka dari itu, guru harus mampu mengelola tempat
belajar dengan baik, mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembelajaran,
mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar.
e. Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses
pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara
pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not
under pressure). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah
adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta
didik, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar
dari peserta didiknya. Hal ini dimungkinkan karena pesatnya perkembangan
teknologi informasi tidak memungkinkan lagi guru untuk mendapatkan
informasi lebih cepat dari peserta didiknya. Dalam hal ini perlu diciptakan
suasana yang demokratis, dan tidak ada beban baik bagi guru maupun
peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan
guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi
yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat
melibatkan peserta didik secara optimal.
f. Prosedur PAKEM
1) Pemanasan dan apersepsi
Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk menjajagi pengetahuan peserta
didik, memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik, dan
mendorong mereka untuk mengetahui berbagai hal baru. Pemanasan dan apersepsi ini
dapat dilakukan sebagai berikut.
(a) Mulailah pembelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta
didik.
(b) Memotivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi
kehidupan mereka.
(c) Gerakkan peserta didik agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahui hal-hal yang
baru.
2) Eksplorasi
Tahap eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan
mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Hal tersebut
dapat ditempuh sebagai berikut.
(a) Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta
didik;
(b) Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan
kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta didik;
(c) Pilihlah metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi untuk
meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi
baru.14
3) Konsolidasi pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam
pembentukan kompetensi dan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta
didik. Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan sebagai berikut.
(a) Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi
standar dan kompetensi baru;
(b) Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah (problem
solving), terutama dalam masalah-masalah aktual;
(c) Letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi standar dan
kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan dalam
lingkungan masyarakat;
(d) Pilihlah metodologi yang paling tepat sehingga materi standar dapat diproses
menjadi kompetensi peserta didik.
4) Pembentukan kompetensi, sikap, dan perilaku
Pembentukan kompetensi, sikap, dan perilaku peserta didik dapat dilakukan
sebagai berikut.
(a) Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi
yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari;
(b) Praktekkan pembelajaran secara langsung agar peserta didik dapat membangun
kompetensi, sikap, dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
pengertian yang dipelajari;
(c) Gunakan metodologi yang tepat agar terjadi perubahan kompetensi, sikap, dan
perilaku peserta didik.
5) Penilaian
Kegiatan penilaian dapat dilakukan sebagai berikut.
(a) Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik;
(b) Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan
peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam memberikan
kemudahan kepada peserta didik;
(c) Pilihlah metode yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
C. Alternatif Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)15
o Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di
antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri
atas dua orang atau lebih.
o Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri. Dalam pendekatan ini, siswa merupakan bagian dari suatu
sistem kerja sama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar.
o Cooperative learning ini juga memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan
semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan juga bisa juga dari pihak lain
yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya.
o Jadi, keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh
kemampuan individu secara utuh melainkan perolehan itu akan baik jika dilakukan
secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.
Beberapa karakteristik pendekatan Cooperative Learning, antara lain:
a. individual accountability, yaitu bahwa setiap individu di dalam kelompok
mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh
kelompok sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab
setiap anggota;
b. social skill, meliputi seluruh hidup sosial, kepekaan sosial, dan mendidik siswa
untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan
kelompok. Keterampilan ini mengajarkan siswa untuk belajar memberi dan
menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghormati hak orang lain,
dan membentuk kesadaran sosial;
c. positive interdependence adalah sifat yang menunjukkan saling ketergantungan satu
terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok sangat
ditentukan oleh peran serta setiap anggota kelompok karena setiap anggota
kelompok dianggap memiliki kontribusi. Jadi, siswa berkolaborasi bukan
berkompetisi;
d. group processing, proses jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara
bersama-sama.
o Perancangan dan pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Learning didasari
oleh pemikiran filosofis “Greeting Better Together”, yang berarti untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih baik dalam belajar hendaknya dilakukan secara
bersama-sama. Untuk menciptakan “kebersamaan” dalam belajar, guru harus
merancang program pembelajarannya dengan mempertimbangkan aspek
kebersamaan siswa sehingga mampu mengondisikan dan memformulasikan kegiatan
belajar siswa dalam interaksi yang aktif interaktif dalam suasana kebersamaan bukan
saja di dalam kelas melainkan juga di luar lingkungan sekolah.
o Langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Learning sebagai berikut:
1) guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan, dan menetapkan target
pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Guru juga menetapkan
sikap dan keterampilan-keterampilan sosial yang diharapkan dapat
dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama berlangsungnya
pembelajaran. Guru dalam merancang pembelajaran juga harus
mengorganisasikan materi tugas-tugas yang dikerjakan bersama-sama dalam
dimensi kerja kelompok. Untuk memulai pembelajarannya, guru harus 16
menjelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan sosial yang ingin dicapai dan
diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran;
2) dalam aplikasi pembelajarannya di kelas, guru merancang lembar observasi
kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok
kecil. Dalam menyampaikan materi, pemahaman, dan pendalamannya akan
dilakukan siswa ketika belajar secara bersama-sama dalam kelompok.
Pemahaman dan konsepsi guru terhadap siswa secara individual sangat
menentukan kebersamaan dari kelompok yang terbentuk;
3) dalam melakukan observasi kegiatan siswa, guru mengarahkan dan membimbing
siswa baik secara individual maupun kelompok, dalam pemahaman materi
maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar;
4) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
Guru juga memberikan beberapa penekanan terhadap nilai, sikap, dan perilaku
sosial yang harus dikembangkan dan dilatihkan kepada para siswa.
o Alasan pembelajaran Cooperative Learning perlu dilaksanakan dengan alasan
sebagai berikut.
1) Terciptanya kehidupan bermasyarakat yang saling”asah-asih-asuh”, rukun,
damai, harmoni tanpa saling curiga merupakan impian semua orang. Bagi
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang masyarakatnya majemuk, isu-isu
SARA mudah sekali digunakan oleh orang atau kelompok yang tidak
bertanggung jawab untuk memecahkan bangsa.
2) Keharmonisan dapat terwujud jika masing-masing mau terbuka, mau mendengar,
dan saling memahami kekurangan serta kelebihan orang lain. Menyadari hal
yang besar dimulai dari hal-hal yang kecil. Jadi, guru dapat memulainya sejak
anak-anak duduk di sekolah dasar melalui proses pembelajaran.
3) Beberapa manfaat model pembelajaran Cooperative Learning dalam proses
belajar-mengajar antara lain:
(a) dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar-mengajar yang bersifat
terbuka dan demokratis;
(b) dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki
oleh siswa;
(c) dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilanketerampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat;
(d) siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar
karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya;
(e) siswa dilatih untuk bekerja sama, karena bukan materi saja yang dipelajari
melainkan juga tuntutan untuk mengembangkan potensi dirinya secara
optimal bagi kesuksesan kelompoknya;
(f) memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan
memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung sehingga sesuatu
yang dipelajarinya lebih bermakna bagi dirinya.
2. Pembelajaran Keterampilan Proses
Pembelajaran keterampilan proses adalah pembelajaran dengan
mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan sehingga siswa 17
mampu menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta
menumbuhkembangkan sikap dan nilai. Dengan demikian, keterampilan-keterampilan
itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
pertumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Seluruh irama dan gerak atau
tindakan dalam proses belajar mengajar tersebut akan menciptakan kondisi cara belajar
siswa aktif.
Langkah-langkah kegiatan keterampilan proses di antaranya mengobservasi atau
mengamati, termasuk di dalamnya: menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari
hubungan ruang/waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian/eksperimen,
mengendalikan variabel, menginterpretasi atau menafsirkan data, menyusun
kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.
3. Pembelajaran Kecakapan Hidup
a. Pengertian kecakapan hidup (Life Skills)
Esensi kecakapan hidup adalah kemampuan seseorang untuk memahami dirinya
dan potensinya dalam kehidupan, antara lain mencakup penentuan tujuan, memecahkan
masalah dan hidup bersama orang lain. Kemampuan tersebut akan membantu untuk
hidup dalam lingkungannya dengan sehat serta memiliki perilaku yang produktif.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa kecakapan hidup membantu siswa untuk
melindungi dirinya dari berbagai bahaya, bukan hanya obat terlarang melainkan lebih
dari itu untuk mengajarkan dasar-dsar kecakapan hidup untuk memasuki kehidupan
sebagai orang dewasa dengan berhasil (Davis, 2000).
Selain itu, kecakapan hidup dapat diartikan sebagai suatu kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar
tanpa merasa tertekan, secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Dalam hidup, di mana pun dan kapan pun orang selalu menemui masalah yang
harus dipecahkan. Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi lima, yaitu :
1) kecakapan mengenal diri (self awareness), yang juga sering disebut kemampuan
personal (personal skills),
2) kecakapan berpikir rasional (thinking skills),
3) kecakapan sosial (social thinking),
4) kecakapan akademik (academic skills), dan
5) kecakapan vokasional (vocasional skills).
Kecakapan mengenal diri (self awareness) mencakup:
1) penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan
warga negara;
2) menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus
menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang
bermanfaat bagi sendiri dan lingkungannya.
Kecakapan berpikir rasional (thinking skills) mencakup :
1) kecakapan komunikasi dengan empati (communication skills),
2) kecakapan bekerja sama (collaboration skills).
Berempati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, perlu
ditekankan karena yang dimaksud berkomunikasi bukan sekadar menyampaikan pesan 18
melainkan isi dan sampainya pesan disertai dengan kesan baik akan menumbuhkan
hubungan yang harmonis.
Bagi bangsa Indonesia yang bersifat religius, kecakapan hidup (life skills) di atas
masih harus ditambah sebagai panduan, yaitu akhlak. Artinya, kesadaran diri, berpikir
rasional, hubungan interpersonal, kecakapan akademik serta kecakapan vokasional harus
dijiwai oleh akhlak mulia. Akhlak harus menjadi kendali setiap tindakan seseorang. Oleh
karena itu, kesadaran diri sebagai makhluk Tuhan harus mampu mengembangkan akhlak
mulia tersebut. Di sinilah pentingnya pembentukan jati diri dan kepribadian (character
building) guna menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai etika, sosial, dan religius
yang merupakan bagian integral dan pendidikan di semua jenis dan jenjang.
Kecakapan akan diperlukan seseorang untuk menghadapi problema bidang khusus
tertentu. Misalnya untuk memecahkan maslah penjualan barang yang tidak laku, tentu
diperlukan keterampilan pemasaran dan seterusnya.
Kecakapan akademik (academic skills), atau kemampuan berpikir ilmiah
(scientific method) mencakup: identifikasi variabel, merumuskan hipotesis, dan
melaksanakan penelitian.
Kecakapan vokasional (vocasional skills), sering disebut keterampilan kejuruan,
artinya keterampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di
masyarakat. Perlu disadari bahwa di alam kehidupan nyata, antara general life skills
(GLS) dan specific life skills (SLS), antara kecakapan mengenai diri, kecakapan berpikir
rasional, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional tidak
berfungsi secara terpisah-pisah, atau tidak terpisah secara ekslusif. Hal yang terjadi
sebuah tindakan individu dapat melibatkan aspek fisik, mental, emosional, dan
intelektual. Derajat kualitas tindakan individu dalam banyak hal dipengaruhi oleh kualitas
kematangan berbagai aspek pendukung tersebut.
Tujuan Pembelajaran Kecakapan Hidup (Life Skills) bagi siswa
Program life skills didesain agar bermanfaat bagi siswa, memberikan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan oleh siswa, memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan oleh siswa untuk meningkatkan tanggung jawabnya dan
untuk mengembangkan potensi sepenuhnya. Tujuan umum pembelajaran life skills bagi
siswa adalah untuk mengembangkan sikap, kemauan, kecakapan manajemen diri,
kecakapan akademik, kecakapan sosial kemasyarakatan dan kecakapan vokasional serta
pengetahuan yang diperlukan untuk memasuki alam pekerjaan dan kehidupannya dalam
masyarakat. Siswa diharapkan mampu mengembangkan kecakapan yang akan
diperlukannya agar dapat berkiprah secara mandiri dalam masyarakat dan memiliki
kemampuan sebaik-baiknya. Tujuan khusus pembelajaran life skills adalah:
1) menyajikan kecakapan berkomunikasi dengan menggunakan berbagai teknik yang
memadai bagi siswa;
2) mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan masyarakat masa kini dan
memenuhi kebutuhan di masa datang;
3) mengembangkan kemampuan membantu diri dan kecakapan hidup agar setiap
siswa dapat mandiri;
4) memperluas pengetahuan dan kesadaran siswa mengenai sumber-sumber dalam
masyarakat;19
5) mengembangkan kecakapan akademik yang akan mendukung kemandirian setiap
siswa;
6) mengembangkan kecakapan pravokasional dan vokasional dengan memfasilitasi
latihan kerja dan pengalaman kerja di masyarakat;
7) mengembangkan kecakapan untuk memanfaatkan waktu senggang dan melakukan
rekreasi;
8) mengembangkan kecakapan untuk memecahkan masalah untuk membantu siswa
melakukan pengambilan keputusan masa kini dan di masa depan.
Desain Program Kecakapan Hidup (Life Skills)
Pembelajaran dalam program life skills dilaksanakan secara individual atau dalam
kelompok kecil, dengan berlandaskan kebutuhan belajar setiap siswa. Pembelajaran yang
dilaksanakan secara individual terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Fokus pembelajaran life skills adalah:
1) komunikasi,
2) membantu diri sendiri,
3) kehidupan mandiri,
4) kemampuan akademik,
5) kecakapan pravokasional dan vokasional,
6) pemanfaatan waktu luang dan rekreasi,
7) pendidikan jasmani,
8) pemecahan masalah,
9) kecakapan pribadi/sosial, dan
10) kecakapan bermasyarakat.
Berkaitan dengan hal di atas, dapat diklasifikasikan 3 (tiga) gugus keterampilan
hidup, yaitu: (1) keterampilan dasar, (2) keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan (3)
karakter dan keterampilan afektif. Keterampilan dasar terdiri atas: (a) kecakapan
berkomunikasi lisan (berbicara dan mendengarkan/menyimak), (b) membaca (khususnya
mengerti dan dapat mengikuti alur berpikir), (c) penguasaan dasar-dasar berhitung, dan
(d) terampil menulis. Keterampilan berpikir tingkat tinggi mencakup (a) pemecahan
masalah, (b) strategi dan keterampilan belajar, (c) berpikir inovatif dan kreatif, serta (d)
membuat keputusan. Karakter dan keterampinan afektif mencakup (a) tanggung jawab;
(b) sikap positif terhadap pekerjaan; (c) jujur, hati-hati, teliti dan efisien; (d) hubungan
antarpribadi, kerja sama dan bekerja dalam tim, (e) percaya diri dan memiliki sikap
positif terhadap diri sendiri, (f) penyesuaian diri dan fleksibel, (f) penuh antusias dan
motivasi, (g) disiplin dan penguasaan diri, (h) berdandan dan berpenampilan menarik, (i)
jujur dan memiliki integritas, serta (j) mampu bekerja mandiri tanpa pengawasan.

dikutip dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196606291991031-DENNY_ISKANDAR/MATERI_PENMETTEK_SMP.pdf

Selasa, 15 Januari 2013

Ciri Khusus Pada Tumbuhan


1. Teratai

Teratai merupakan salah satu jenis tanaman air, yang memiliki daun lebar dan mengambang di permukaan air yang tenang, tetapi akar dan batangnya yang berupa rizoma berada di dasar perairan(kolam,sungai, atau danau tempat hidupnya). Dalam bahasa Inggris, teratai sering disebut waterlily. Tahukah kamu? ada sekitar 50 jenis teratai di seluruh dunia lho....

Manfaat. 
Tanaman teratai menghasilkan bunga yang indah, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Namun selain sebagai tanaman hias, teratai juga memiliki khasiat sebagai tanaman obat-obatan tradisional yang antara lain dapat mengobati penyakit, diare, disentri, keputihan, hipertensi, dll.

Beberapa ciri khas pada tumbuhan teratai antara lain :
  • Hidup di air
  • Memiliki daun bundar yang sangat lebar dan tipis
    Bentuk daun seperti ini membantu teratai agar dapat menyerap cahaya sebanyak-banyaknya, juga mempermudah terjadinya penguapan.
  • Terdapat rongga udara pada batang
    Batang teratai memiliki rongga-rongga udara yang membantu menyalurkan oksigen ke akar dan untuk membantu teratai tetap tegak dan mengapung di air.


2. Venus Flytrap ( perangkap venus)

http://www.tumblr.com
Venus Flytrap merupakan tumbuhan insectivora. Insektivora adalah sebutan untuk tumbuhan memperoleh nutrisi dengan mengkonsumsi serangga dan hewan kecil lainnya, seperti lalat, semut, laba-laba, hingga anak kodok.

Mengapa tumbuhan insektivora perlu mengkonsumsi hewan ? Bukankah semua tumbuhan hijau dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan energi?
Seperti tanaman lain, Venus Flytrap juga memerlukan zat hara disamping air untuk proses fotosintesis, unsur-unsur tersebut antara lain adalah nitrogen, fosfor, dan karbon. 
Venus Flytrap ini pada umumnya tumbuh di daerah yang tanahnya miskin akan kandungan mineral dan bahan anorganik lainnya. Karena itu Venus Flytrap diberi kemampuan untuk mendapatkan unsur hara dengan cara lain, yakni dengan memangsa serangga.

Bagaimana Venus Flytrap menangkap mangsanya?

Pada setiap daun terdapat sepasang cuping berwarna merah mencorong atau hijau muda. Dari permukaan cuping menguar aroma nektar yang dapat mengundang serangga untuk hinggap .  Di bagian tepi terdapat bulu-bulu halus, menyerupai kelopak mata.  Rambut-rambut tersebut berfungsi sebagai sensor yang memicu aktivitas sel-sel pada pangkal cuping sehingga menutup dengan cepat. Jika serangga menyentuh bulu-bulu tadi, cuping akan mengatup sehingga serangga terjebak di dalamnya. Uniknya, mekanisme ini baru dapat bekerja pada sentuhan ke dua, pada sentuhan pertama, Venus Flytrap belum akan mengatupkan perangkapnya. Dengan mekanisme seperti ini, kemungkinan terbuangnya energi karena salah respon
Setelah berhasil memerangkap mangsanya, si mangsa akan dicerna dengan enzim yang dihasilkan kelenjar di permukaan cuping. Enzim tersebut mengurai tubuh sang mangsa menjadi protein yang nantinya diserap tanaman untuk pertumbuhan. Setelah 'makanan' benar-benar habis, cuping membuka dan kembali bersiap menjebak mangsa.

3. Kantong Semar

Sepertihalnya Venus Flytrap, kantung semar uga termasuk tumbuhan insektivora.

http://megalamath.blogspot.com
Habitat Kantong semar
Kantong semar hidup ditempat-tempat terbuka atau agak terlindung yang miskin unsur hara dan memiliki kelembaban udara cukup tinggi. Tanaman ini hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, dan padang savana.

Keunikan Kantong Semar
Keunikan yang dimiliki kantong semar terdapat pada kantongnya. Sebenarnya kantong tersebut adalah ujung daun yang berubah bentuk dan fungsinya menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya.

Saat masih muda, kantung pada kantung semar selalu tertutup, baru setelah dewasa, kantung ini terbuka. Bibir lubang kantung berwarna merah serta mampu menebarkan aroma manis. Warna bibir Kantong Semar yang merona serta beraroma manis itu akan memikat calon mangsa. Binatang yang terpikat akan tergelincir masuk ke dalam kantung antara yang licin. Cairan asam (enzim proteolase) yang berada dalam kantung tengah lalu mencerna tubuh mangsa itu. Setelah tubuh mangsa tersebut berubah menjadi garam Posphat dan nitrat yang kemudian diserap oleh kantong Semar.

Manfaat Kantong Semar
Beberapa manfaat tumbuhan ini diantaranya :
a. Sebagai Indikator Iklim
Jika pada suatu kawasan atau areal di tumbuhi oleh kantung semar, berarti tingkat curah hujan cukup tinggi, kelembabannya diatas 75% dan tanahnya miskin unsur hara.

b. Tumbuhan obat
Cairan dari kantong yang masih tertutup, dapat digunakan sebagai obat batuk.

c. Sumber Air Bagi Petualang
Air dalam kantong semar yang masih tertutup dapat diminum, karena PH-nya netral (6-7), tetapi  kantong yang terbuka sudah terkontaminasi dengan jasad serangga yang masuk kedalamnya dan rasanya menjadi masam.

d. Batang tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai tali.
e. Sebagai tanaman hias


4. Tumbuhan Embun Matahari

Drosera capensis
Drosera
www.wikipedia.org
Tumbuhan Embun Matahari atau Drosera Tumbuhan ini dapat ditemukan secara luas di setiap benua, kecuali Antartika.
Ciri khas tanaman ini memiliki kelenjar tentakel. Pada ujung tentakel terdapat titik-titik cairan lengket dan manis yang bergemerlap bila terkena sinar matahari untuk memancing serangga agar menghampirinya. Ketika serangga menempel pada tentakelnya, tanaman ini menggerakkan tentakel lainnya agar serangga itu lebih terperangkap. Kemudian, kelenjarnya akan mencerna serangga dan menyerap nutrisinya.

5. Kaktus


Pada umumnya tumbuhan ini hidup di gurun pasir yang kering dan tandus. Untuk dapat bertahan  hidup di lingkungan seperti ini, Tuhan memberi beberapa keistimewaan antara lain :
  • Memiliki daun yang berbentuk duri untuk mengurangi penguapan air.
  • Memiliki akar yang sangat panjang  agar dapat mauk jauh ke dalam tanah, sehingga dapat menyerap air sebanyak-banyaknya pada musim hujan.
  • Batang kaktus berfungsi untuk menyimpan air. Bentuknya menggembung dan dilapisi lapisan lilin, sehingga dapat menghambat terjadinya penguapan.


6. Bambu

Tanaman bambu termasuk dalam suku rumput-rumputan. Batang tanaman ini beruasruas dan berrongga. Bambu menahan larutnya tanah dari kikisan air sehingga mencegah terjadinya erosi. Tumbuhan ini juga dapat bertahan walaupun kekurangan air. Untuk bertahan hidup, bambu menggugurkan daunnya sampai kembali mendapatkan pasokan air yang cukup.

Beberapa manfaat tanaman bambu antara lain :

  • Rebung, tunas tanaman bambu dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang bernilai ekonomis tinggi.
  • Bahan untuk membuat berbagai peralatan rumah tangga
  • Bahan bangunan
  • Instrumen musik
    Di Indonesia, bambu sering digunanakan sebagai alat musik tradisional, seperti Angklung dan Seruling dari Sunda



Referensi :
http://anomalibio.blogspot.com/2011/01/venus-flytrap.html
http://alamendah.wordpress.com/2010/08/30/teratai-tanaman-air-dengan-bunga-mempesona/
http://id.wikipedia.org
http://iqvaaanggraini.blogspot.com/2012/11/venus-flytrap.html
http://ilmu-aldo.blogspot.com/2009/07/merawat-venus-flytrap.html
http://megalamath.blogspot.com


Mata Pelajaran :
Ilmu Penegtahuan Alam

Kompetensi     :
Memahami ciri-ciri dan penggolongan hewan dan tumbuhan, manfaat tumbuhan dan hewan bagi manusia, serta upaya pelestariannya.

****************************************************************

Setiap makhluk hidup diciptakan Tuhan dengan ciri khusus yang membedakannya dengan makhluk lain. Ciri khas tersebut bermanfaat bagi makhluk hidup tersebut untuk mempertahankan hidup di lingkungannya, misalnya untuk melindungi dirinya dari pemangsa, atau memudahkannya dalam mencari makanan.

Beberapa ciri khusus pada hewan antara lain :
a.  Ciri Khusus Pada Cicak dan Tokek
Ciri khas tokek dan cicak adalah :
1) Dapat merayap di dinding. 
Cicak dapat merayap di dinding bahkan dengan posisi terbalik di langit-langit rumah karena pada kakinya terdapat sepacam sistem perekat. Pada kaki cicak terdapat rambut-rambut halus yang disebut spatulae. Ketika cicak merayap di dinding, spatula menyelip di antara atom-atom lapisan dinding, sehingga kaki cicak dapat menempel dengan kuat. 

2) Memiliki lidah yang panjang dan lengket
Lidah yang panjang dan lengket membantu tokek dan cicak untuk menangkap mangsanya.

3) Dapat memutuskan ekornya saat terancam bahaya.
Kemampuan untuk memutuskan ekornya disebut autotomi. hal ini dilakukan cicak/tokek untuk mengelabuhi pemangsa. Pemangsa akan terkecoh dengan bagian ekor yang bergerak-gerak sepentara cicak/tokek melarikan diri.


b. Ciri Khusus dan Peranan Kelelawar Bagi Kehidupan
Di Indonesia hidup bebagai spesies kelelawar menurut Profesor Dr. Riset Ibnu Maryanto dari pusat Penelitian Biologi LIPI (http://www.jualbeliforum.com), di Indonesia terdapat sekitar 255 spesies kelelawar. Beberapa jenis kelelawar berdasarkan jenis makanannya antara lain : kelelawar pemakan buah ( kelelawar buah), kelawar pemakan ikan (kelelawar ikan), kelelawar pemakan katak (kelelawar katak), kelelawar penghisap darah (kelelawar vampir), kelawar pemakan nektar (kelelawar lidah panjang).

Beberapa ciri khusus pada kelelawar antara lain :
1)  Suka hidup di gua yang gelap dan lembab atau pohon yang tinggi dan rindang.
Mencari makan pada malam hari (hewan nocturnal), dan tidur pada siang hari, dengan posisi terbalik.
2)  Memiliki pendengaran yang sangat tajam.
3)  Memiliki kemampuan melakukan ekolokasi.
Ekolokasi adalah kemampuan untuk mengetahui kondisi lingkungan di sekiratnya menggunakan gelombang bunyi. Bagaimana kelelawar melakukannnya? Pada saat terbang, kelelawar mengeluarkan bunyi berfrekuensi tinggi ( ultrasonik). Jika gelombang bunyi tersebut mengenai benda-benda di sekitarnya, gelombang bunyi akan dipantulkan. Dengan pantulan suara tersebut, kelelawar dapat memperhitungkan jarak, ukuran, dan arah benda-benda di sekitarnya, bahkan kelelawar juga dapat mengetahui apakah permukaan benda tersebut kasar atau halus. Selain membuat kelelawar dapat terbang tanpa menabrak benda-benda di sekitarnya pada malam yang gelap, kemampuan ekolokasi ini juga bermanfaat bagi kelelawar untuk mengetahui letak mangsanya.

Tahukah kamu, mengapa kelelawar tidur dengan posisi terbalik?
Berikut beberapa alasannya:
Memudahkan kelelawar untuk memulai terbang. Tidak seperti burung, meskipun sama-sama bisa terbang, kelelawar tidak dapat terbang langsung dari tanah ke udara, karena sayap mereka tidak cukup kuat untuk mengangkat mereka lepas landas. Selain itu, kaki belakang mereka juga sangat kecil dan tidak berkembang, sehingga mereka tidak dapat berlari untuk mecapai kecepatan yang diperlukan untuk lepas landas. Untuk mengatasi masalah tersebut, kelelawar memanjat ke tempat yang cukup tinggi, kemudian menjatuhkan diri untuk memulai penerbangan mereka. Dengan tidur bergelantungan dalam posisi terbalik di tempat yang tinggi, mereka akan siap untuk memulai penerbangan.
Menghindari predator dan kompetisi.  Langit-langit gua atau bagian bawah jembatan merupakan rempat yang sulit dijangkau hewan pemangsa, sehingga kelelawar akan terhindar dari para predator. Selain itu, hanya sedikit hewan yang dapat tidur dengan posisi seperti kelelawar. Sehingga kelelawar tidak perlu memperebutkan tempat dengan hewan lain.
menghemat energi ketika beristirahat. 

Peranan Kelelawar Bagi Kehidupan Manusia
Meskipun sedikit menyeramkan, dan dapat menyebarkan beberapa penyakit(misalnya rabies), ternyata kelelawar lebih banyak memberikan manfaat daripada kerugian bagi kehidupan manusia. Masih menurut  Prof. Dr Ibnu Maryanto beberapa manfaat tersebut diantaranya adalah :
Merupakan predator alami hama tanaman padi, seperti wereng dan tikus.
Membantu penyerbukan dan penyebaran biji beberapa jenis tanaman
Berperan sebagai pengontrol biologi bagi penyebaran penyakit malaria dan antropoda penyebar penyakit hewan.


c. Ciri Khusus Pada Bunglon

Mampu merubah warna tubuhnya sesuai kondisi di sekitarnya. Kemampuan ini membantu bunglon untuk menangkap mangsa dan menyembunyikan diri dari pemangsa. 
Memiliki lidah yang panjang dan lengket untuk menangkap mangsa.
Matanya dapat berputar dan melihat ke segala arah
Memiliki kaki yang dapat mencengkeram dengan kuat
d. Ciri Khusus Pada Laba-laba



Ciri khusus pada laba laba yaitu :
Memiliki delapan mata, delapan kaki, dua taring bisa dan dua peraba.
Mampu menghasilkan benang sutera dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. 
Sebagian laba-laba menggunakan serat itu untuk membentuk jaring, untuk  memerangkap mangsanya. Serat sutera ini juga amat berguna untuk membantu laba-laba bergerak, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.
Menghasilkan bisa
Bisa yang dihasilkan laba-laba selain berguna untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi diri dari musuhnya, juga membantu laba-laba dalam mencerna makanan. Laba-laba tidak bisa mengunyah atau menelan, bisa yang disuntikkan ke tubuh mangsanya akan mencerna dan menghancurkan tubuh mangsanya dari dalam, selanjutnya laba-laba dapat menghisap cairan tubuhnya.




Referensi :
BSE Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas VI Amin Priyono
BSE Ilmu Pengetahuan Alam SD kelas VI Ari Pitoyo
BSE Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas VI Heri Sulistyanto
BSE Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas VI Mulyati Arifin
BSE Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas VI Sulistyowati
BSE Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas VI Yayat Ibayati
http://bpmkotabandaaceh.wordpress.com
http://www.jualbeliforum.com

Minggu, 13 Januari 2013

Soal IPA : Ciri Khusus Pada Makhluk Hidup

Soal-soal di bawah ini saya kutip dari berbagai versi BSE dan artikel di beberapa blog. Semoga bermanfaat.

Petunjuk :
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!


1. Apakah manfaat ciri khusus pada makhluk hidup?
a. Membantu pertumbuhan.
b. Membuat makanan.
c. Menghasilkan keturunan.
d. Mempertahankan hidup.

2. Setiap hewan memiliki ciri-ciri khusus yang berhubungan dengan ....
a. tingkah lakunya
b. warna tubuhnya
c. lingkungannya
d. cara bergerak

3. Hewan ini mengeluarkan tinta hitam ketika dikejar musuhnya. Hewan yang dimaksud adalah . . . .
a. burung hantu
c. cumi-cumi
b. cecak
d. landak



4. Perhatikan gambar berikut.


Bagian kelelawar yang membantu untuk mendaki di bebatuan atau pohon, ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

5.  Pernyataan yang benar tentang kelelawar adalah ....
a. kelelawar mencari makan pada siang hari
b. kelelawar dapat menentukan arah terbang hanya dengan menggunakan indra penglihatan
c. selain indra penglihatan, kelelawar juga mengeluarkan bunyi untuk menentukan arah terbang
d. pantulan gelombang bunyi yang dikeluarkan kelelawar akan ditangkap kembali oleh indra penglihatan.

6. Ekolokasi adalah kemampuan yang dimiliki kelelawar untuk mengetahui arah terbang, makanan, dan keadaan lingkungannya dengan menggunakan ....
a. mata
b. bunyi
c. mata dan bunyi
d. telinga

7. Posisi kelelawar pada saat tidur ialah ....
a. bergantung dengan badan terbalik
b. bergantung sambil mendengkur
c. berdiri dengan sayap yang menutupi tubuhnya
d. bergantung dengan sayap membentang

8. Cecak dapat menangkap serangga sebagai makanannya dengan  menggunakan ....
a. kaki
b. mulut
c. lidah yang pendek
d. lidah yang panjang dan lengket

9. Bebek dapat berenang di air dengan menggunakan ....
a. kepakan sayap
b. selaput kulit pada sela-sela kaki
c. ekor
d. sayap dan ekor

10. Batang yang banyak mengandung air pada kaktus berguna untuk ....
a. melindungi diri dari pemangsa
b. menahan panas dari luar
c. mengurangi penguapan air
d. menyimpan cadangan air di musim kering

11. Ciri-ciri tumbuhan kaktus ialah ....
a. berdaun tebal dan lebar
b. batang berongga dan daun tebal
c. batang berair dan daun kecil
d. batang besar dan daun tipis yang lebar

12. Tumbuhan yang memakan serangga bertujuan memenuhi kebutuhan ....
a. oksigen
b. nitrogen
c. hidrogen
d. air

13.  Perhatikan pernyataan berikut ini.
1. Gema.
2. Bunyi dari mulut.
3. Cabang-cabang pohon atau serangga.
Berdasarkan pernyataan di atas, urutan cara kelelawar mengetahui letak makanan di malam hari, yaitu . . . .
a. 1, 2, 3
b. 1, 3, 2
c. 2, 3, 1
d. 3, 2, 1

14. Cecak dapat berjalan di dinding atau langit-langit rumah, karena . . . .
a. kulit kaki cecak tebal, dan banyak memiliki bulu-bulu halus
b. kulit kaki cecak tipis, dan banyak memiliki bulu-bulu kasar
c. kulit kaki cecak tipis dan banyak memiliki bulu-bulu halus
d. kulit kaki cecak tebal dan banyak memiliki bulu-bulu tebal

15. Unta dapat bertahan beberapa hari tidak makan karena memiliki lemak yang disimpan di bagian . . . .
a. kepala
b. kaki
c. mulut
d. punuk

16. Unta merupakan hewan gurun yang memiliki bulu mata yang panjang, berguna untuk . . . .
a. melindungi muka dari pasir dan cahaya matahari
b. melindungi mata dari pasir dan cahaya matahari
c. melindungi hidung dari pasir dan cahaya matahari
d. melindungi mulut dari pasir dan cahaya matahari

17.  Untuk mengelabui musuhnya pada saat dikejar maka cecak akan . . . .
a. lari kencang-kencang
b. menggerak-gerakkan ekornya
c. menyatukan diri dengan dinding
d. memutuskan ekornya

18. Eceng gondok dapat terapung di atas air karena pada . . . .
a. akar ada rongga-rongga udara
b. daun ada rongga-rongga udara
c. batang ada rongga-rongga udara
d. bunga ada rongga-rongga udara

19. Bebek dapat meluncur di kolam karena . . . .
a. memiliki selaput renang pada kakinya
b. paruh yang lebar dan panjang
c. memiliki kaki yang bentuknya lancip
d. paruhnya berbentuk panjang dan lebar

20. Tumbuhan kantung semar memakan serangga karena . . . .
a. hidup di rawa-rawa
b. hidup di darat
c. hidup di air
d. hidup di gambut

21. Bunga rafflesia berbau bangkai berfungsi untuk . . . .
a. menarik lalat 
b. menarik kupu-kupu
c. menarik nyamuk
d. menarik burung kecil

22. Serangga akan terpikat oleh tumbuhan kantung semar karena . . . .
a. nektar 
b. bau bangkai
c. daun licin
d. daun lebar

23. Makhluk hidup yang memiliki kaki yang beralur pararel dan lengket untuk merayap di dinding adalah ....
a. bunglon
b. cicak
c. kadal
d. iguana

24. Punuk unta berfungsi untuk ....
a. cadangan air dan makanan
b. melindungi dari panas matahari
c. melindungi dari debu
d. supaya dapat berjalan di gurun pasir

25. Kemampuan mahluk hidup untuk menentukan keadaan di sekitarnya dengan menggunakan bunyi pantul disebut ....
a. adaptasi
b. ekolokasi
c. mimikri
d. iritabilita

26. Berikut ciri khusus teratai untuk beradaptasi di lingkungan air, kecuali ....
a. berdaun lebar
b. batang berongga-rongga
c. batang menggembung berisi cadangan air
d. akar menambat di dasar air

27. Daun pada kaktus berubah bentuk menjadi duri bertujuan untuk ....
a. memperbanyak penguapan
b. menyimpan air
c. mencari air
d. mengurangi penguapan

28. Kelelawar mempunyai kemampuan dalam sistem sonar dengan memanfaatkan bunyi ....
a. supersonik
b. audiosonik
c. infrasonik
d. ultrasonik

29. Tujuan kantung semar menangkap serangga adalah memenuhi kebutuhan zat ....
a. hidrogen
b. nitrogen
c. oksigen
d. karbohidrat

30. Agar dapat menyimpan cadangan air, tumbuhan kaktus memiliki ciri khusus, yaitu ....
a. daun berbentuk duri
b. akar pendek
c. akar panjang
d. batang menggembung

31. Untuk menangkap mangsanya cicak memiliki ciri khusus, yaitu ....
a. kaki beralur dan lengket
b. mengubah warna kulit
c. lidah panjang dan lengket
d. memutuskan ekornya

32. Berikut ciri khusus yang dimiliki bebek, kecuali ....
a. memiliki lapisan minyak pada bulunya
b. memiliki selaput di antara jari kakinya
c. memiliki paruh yang pendek dan agak lebar
d. berkembang biak dengan cara bertelur

33. Penyesuaian bentuk fisik makhluk hidup terhadap lingkungannya disebut
adaptasi . . . .
a. morfologi 
b. sosiologi
c. fisiologi
d. tingkah laku

34. Bau busuk pada bunga raflesia merupakan bentuk adaptasi . . . .
a. morfologi
b. sosiologi
c. fisiologi
d. tingkah laku

35. Cecak mempunyai bantalan perekat di telapak kakinya. Bantalan perekat tersebut berguna untuk....
    a.  berenang di air                            
    b. menagkap mangsa
    c. merayap di dinding
    d. alat pertahanan diri                    

36. Tumbuhan eceng gondok mempunyai batang berongga yang berfungsi untuk....
    a. memudahkan penguapan                        
    b. menyimpan air
    c. menyimpan makanan cadangan
    d. memudahkan mengapung di air

37. Unta mempunyai punuk di punggungnya. Punuk tersebut berfungsi untuk...
    a. menyimpan air                        
    b. mengangkut barang bawaan
    c. memperindah bentuk tubuh
    d. menyimpan makanan cadangan

38. Cairan yang terdapat di dalam daun kantong semar berfungsi untuk ....
    a. menyimpan cadangan air                          
    b. mencerna serangga
    c. menarik hewan penyerbuk
    d. menghasilkan nektar

39. Hewan-hewan berikut di kelompokkan dalam satu kelompok.
    i. elang                iii. singa
    ii. buaya              iv. kucing

   Hewan-hewan di atas dapat dimasukkan dalam satu kelompok berdasarkan....
    a. jumlah kaki                          
    b. jenis makanan
    c. tempat hidup
    d. penutup tubuh

40. Tanaman bayam dan tanaman jarak dapat digolongkan dalam satu kelompok berdasarkan ....
    a. bentuk tulang daun                        
    b. jenis batang
    c. sistem perakaran 
    d. warna bunga

41. Katak dan kanguru dapat digolongkan dalam satu kelompok hewan berdasarkan....
    a. cara gerak                        
    b. jenis makanan
    c. tempat hidup
    d. cara berkembang biak

42. Pepaya, ketela pohon dan kapuk randu merupakan satu kelompok tumbuhan yang mempunyai tulang daun berbentuk....
    a. menirip                      
    b. menjari
    c. melengkung
    d. sejajar

43. Manfaat bagian pohon karet bagi manusia dan lingkungan adalah....
    a. batang untuk bangunan dan getah untuk industri ban                        
    b. batang untuk membuat kertas dan akar untuk menahan erosi
    c. batang untuk bahan bangunan dan getah untuk bahan karet
    d. getah untuk bahan ban dan akar untuk menahan erosi

44. Berikut beberapa kegiatan yang memanfaatkan tenaga hewan
      1)  mengangkut kayu
      2)  menarik delman
      3)  membajak sawah
      4)  menarik pedati

      Kegiatan yang memanfaatkan tenaga kerbau ditunjukkan oleh nomor....
      a. 1) dan 2)                    
      b. 1) dan 3)
      c. 2) dan 3)
      d. 3) dan 4)

45.Anjing dan lumba-lumba memiliki ciri khusus yang sama yaitu…
   A. Mempunyai alat gerak utama
   B. Mempunyai kelenjar susu
   C. memiliki ketebalan tubuh
   D. tubuhnya dilindungi bulu

46. Berikut ini adalah kegunaan cirri khusus yang dimilki makhluk hidup, kecuali ….
A. untuk bertahan hidup terhadap lingkungan
B. mempermudah memperoleh makanan
C. memperoleh wilayah kekuasaan
D. melindungi diri dari musuh

47. Ciri khusus yang sama dimilki oleh cecak dan bunglon adalah ….
A. mempunyai kulit yang dapat berubah warna
B. dapat memutuskan ekornya
C. memiliki mulut dan ekor yang panjang
D. memiliki lidah yang panjang dan lengket

48. Pernyataan yang benar mengenai cirri khusus yang dimiliki makhluk hidup kecuali,….
A. Tumbuhan putri malu akan menguncup jika disentuh
B. Kaktus mempunya daun berduri untuk melukai musuhnya
C. Bunglon mengubah warna kulitnya untuk mengelabui mangsanya
D. Bunga raflesia arnoldi mengeluarkan bau busuk untuk menarik perhatian serangga

49. Berikut yang tergolong hewan nocturnal adalah ….
A. bunglon
B. kelelawar
C. Kucing
D. Bebek

50. Fungsi ciri khusus pada makhluk hidup adalah ….
A. membantu pertumbuhan
B.membuat makanan
C. mempertahankan lingkungannya
D. mempertahankan hidupnya

51. Bebek memiliki kemampuan untuk berenang karena…
A. memiliki badan ringan
B. memiliki paruh yang panjang dan besar
C. memiliki kaki berselaput
D. memiliki sepasang sayap

52. Bunga teratai memiliki batang yang berongga yang berfungsi untuk ….
A. menyerap air
B. mempercepat penguapan
C. menyimpan cadangan makanan
D. menyimpan udara

53. Tumbuhan yang dapat mengeluarkan bau busuk adalah ….
A. Raflesia arnoldi
B. kaktus
C. Teratai
D. putrid malu

54. Fungsi akar yang panjang pada tumbuhan kaktus adalah ….
A. mengurangi penguapan
B. tempat cadangan udara
C. mencari air di dalam tanah
D. menyimpan cadangan air

55. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai fungsi cirri khusus pada hewan kecuali….
A. Bagian menonjol dan berbentuk garis pada telapak kaki cecak berfungsi  sebagai alat perekat saat merayap
B. Bunglon mengubah warna kulitnya untuk mengelabui musuhnya
C. Kelelawar beraktivitas siang hari dan beristirahat pada malam hari
D. bebek memiliki kaki berselaput untuk membantu saat berenang


Sumber :
Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MTs/oleh Dwi Suhartanti, Isnani Aziz Zulaikha, Yulinda Erma Suryani.
Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 6: untuk Kelas VI Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah/oleh S Rositawaty dan Aris Muharam
Ilmu Pengetahuan Alam: SD/MI Kelas VI/oleh Yayat Ibayati, Sri Anggraeni, Lilis.
Ilmu pengetahuan alam 6: untuk sd dan mi kelas VI/Heri Sulistyanto, Edy Wiyono ; Robin Ginting
http://emmahandoko.blogspot.com/2012/10/contoh-soal-ipa-sd-kelas-6-ciri-ciri.html
http://namaguemaida.blogspot.com/2012/08/soal-ipa-kelas-6-ciri-khusus-makhluk.html